Refan dan Reisya kembali ke ruang direktur, lalu mereka duduk di sofa dan saling menatap satu sama lain.
"Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan padaku Refan?" Tanya Reisya pada pria tampan itu.
Refan terdiam, hatinya kembali ragu antara berbicara atau tidak. Ia takut Reisya marah, dan kesal karna semua yang sudah terjadi pada Refan saat berada di London.
"Aku takut kamu marah Sya, karna secara tidak langsung hal yang ingin aku sampaikan ini pasti membuat kamu kecewa." Jawab Refan ragu-ragu.
"Lalu, maumu bagaimana?" Tanya Reisya lagi memastikan.
Refan kembali terdiam, hatinya berkata ia harus memberitahu Reisya sebelum hal yang tidak di inginkan terjadi lebih cepat. Refan menghela nafas panjang dan meyakinkan diri untuk mengatakan semuanya, setelah di rasa siap barulah Refan membuka suaranya lagi.
