Mobil-mobil yang lain melaju begitu cepat menuju rumah masing-masing, berbeda dengan mobil Miko yang justru sengaja di perlambat karna ingin lebih lama berduaan.
"Ra, jika tiba-tiba aku melamar kamu bagaimana?" tanya Miko begitu saja.
Zahra menoleh pada Miko, sedangkan pria itu mempertahankan dirinya untuk tetap menatap ke jalan. Ia tidak tau bagaimana ekspresi Zahra saat ini, hanya saja ia takut jika Zahra menolaknya mengingat dirinya pernah bermain kotor dengan banyak wanita sebelumnya.
"Memangnya kak Miko mau melamar aku?" tanya Zahra dengan nada suara polosnya.
Miko mengangguk membenarkan, bagaimana pun impian dari hubungannya itu adalah menikah dan memiliki anak. Apalagi Miko tau jika Zahra adalah gadis baik-baik, tentu Miko menginginkan Zahra sebagai pendamping hidupnya.