Musim Dingin, 2015..
"Bomi...kamu mau kado apa untuk hari ulang tahunmu?" ucap Yeeun saat menikmati es krim vanilla favoritnya.
"Aku belum pengen apa-apa sih." Ucap Bomi yang termenung memikirkan hari ulang tahunnya.
"Kamu yakin nggak pengen apa-apa? Kita udah serius banget nih mau ngasih hadiah buat kamu." Sahut Yumi memastikan.
"Kalian tahu kan sebenarnya aku pengen apa?" ucap Bomi pelan.
"Ya, aku tahu Bomi. Aku berharap Bibi dan Paman mengetahui ini." Balas Yeeun terlihat serius.
Yeeun dan Yumi tahu apa yang sebenarnya diinginkan Bomi. Dia ingin ada kedua orang tuanya hadir merayakan ulang tahunnya. Namun harapan hanya akan menjadi harapan. Yang ada mereka selalu melewatkan hari ulang tahun Bomi.
Ya, tahun ini Bomi genap berusia sembilan belas tahun dan sebentar lagi dia akan lulus SMA. Hari ulang tahun yang akan ditunggu-tunggu bagi setiap orang apalagi ulang tahunnya bertepatan dengan hari kasih sayang, 14 Ferbuari. Namun semua itu tidak berlaku bagi Bomi, dari kecil dia selalu melewatkan seorang diri, karena kedua orang tuanya selalu sibuk bekerja. Orang tua Bomi merupakan pendiri dan CEO YSK Group yang juga merupakan induk perusahaan yang membawahi berbagai brand fashion dan kosmetik terkenal baik di korea maupun luar negeri, seperti YSK Apparel dan DANN Cosmetic. Sehingga tak pernah merayakan ulang tahun puteri tunggalnya karena kesibukan mereka. Meskipun begitu, Bomi merasa beruntung mempunyai kedua sahabat yang dia kenal sejak SMP. Mereka adalah Ha Yeeun dan Kim Yumi. Mereka selalu setia menyempatkan waktu dengan merayakan ulang tahunnya.
"Jung Bomi...Jung Bomi..." ucap Yumi membuyarkan lamunan Bomi mengenai hari ulang tahunnya.
"Oh iya... kenapa-kenapa Yumi.." balas Bomi kembali tersadar.
"Kamu tahu nggak Kang Inhyuk sunbae." Tanya Yumi penasaran.
"Kang Inhyuk sunbae? Berarti udah kuliah dia? Bukannya dia dulu Ketua Tim futsal sekolah ya?" balas Yeeun antusias.
"Nggak... Kang Inhyuk sunbae? Aku baru mendengarnya. Memangnya kenapa Yumi?" balas Bomi pelan.
"iya.. Kang Inhyuk Sunbae sekarang jadi atlet sepakbola di S FC. Kamu tahu.. sepulang sekolah saat aku mau berangkat lest bimbingan belajar, dia datang menemuiku dan bertanya mengenai tentangmu. Apakah kamu sudah memiliki pacar." Ucap Yumi menjelaskan.
"bagaimana dia bisa tahu tentangku. Sepertinya dia tak pernah menemuiku atau satu kegiatan denganku." Ucap ung Bomi keheranan.
"Aku juga kurang tahu sih.. sepertinya Inhyuk sunbae sudah menyukaimu sejak kita kelas sebelas. Apakah kamu mau menemuinya Bomi?" tanya Yumi pelan.
"Yumi..apa tidak bahaya kalau ketemu orang yang tak dikenal. Lagian Bomi sendiri nggak kenal akrab dengan Kang Inhyuk sunbae." Tanya Yeeun ragu-ragu.
"aku juga mikir-mikir sih kalau misalnya mau ketemu. Bagaimana aku menemui orang yang tak dikenal gitu saja. Lagian sepertinya aku lebih memilih mengerjakan lukisanku di akhir pekan." Ucap Bomi menolak pertemuan dengan Kang Inhyuk sunbae.
"Baiklah kalau begitu.. nanti aku akan beritahu Kang Inhyuk sunbae. Aku juga ragu-ragu memberitahumu mengenai ini. Karena tak mengenal akrab sunbae." Ucap Yumi sembari menyantap kimchi jiggae favoritnya.
©©©
Sepulang sekolah...
Bomi memutuskan siang itu tidak menaiki kendaraan yang disiapkan kedua orang tuanya. Dan dia harus memohon pada sopir pribadinya Tuan Kim untuk memperbolehkannya menaiki kereta untuk pulang. Kim Jung Am merupakan sopir pribadi keluarga YSK Group yang sudah bekerja selama lima belas tahun. Dan saat ini menjadi sopir pribadi Jung Bomi sejak dia bersekolah Menengah Pertama. Sebelumnya Tuan Kim menjadi sopir papanya.
"Tuan Kim... Bomi janji akan pulang tepat waktu. Jadi please...ijinin Bomi buat naik kereta kali ini saja ya..." Pinta Jung Bomi sembari memandang jam tangannya.
"Nona Bomi.. anda yakin mau naik kereta.. saya kan ada disini untuk menjaga anda. Jika terjadi apa-apa pada anda. Bagaimana?" ucap Kim Jung Am khawatir.
"Samchon... kali ini sajaaa...please." ucap Bomi memohon.
"Baiklah saya ijinin Nona naik kereta, tapi nona Bomi harus hati-hati ya.."
"Tentu saja samchon.. Bomi mengerti."
"Baiklah kalau begitu.. tapi tolong pulang sebelum Pak Presdir pulang." Ucap Tuan Kim menyetujui permintaan Jung Bomi.
"Baik.. tentu saja samchon.. aku akan pulang secepatnya. Aku hanya ingin merasakan naik kereta itu bagaimana. Itu saja. Baiklah samchon..aku pergi dulu." ucap Bomi pamit pergi.
"Hati-hati Nona Bomi..."
"Iya Samchon.."
Bomi pun segera berjalan menuju pintu exit Yongsan di dekat sekolahnya. Ini adalah pengalaman pertamanya untuk naik kereta. Kesempatan yang tak ingin dilewatkan di usianya yang akan memasuki sembilan belas tahun. Karena setiap hari dia selalu diantar jemput oleh sopir pribadinya.
Sore itu Bomi tampak sedikit gugup namun dia bertekad akan mencoba naik kereta dengan sukses. Setelah menuruni anak tangga yang ada di pintu exit Yongsan dia pun mencoba membeli tiket kereta di mesin pembelian tiket. Bomi semula kebingungan cara menggunakannnya, namun disana ada petunjuk cara penggunaannya, sehingga dia pun dapat membeli tiket dengan sukses. Dia pun menunggu kereta sesuai dengan jalur pemberhentiannya. Setelah sepuluh menit menunggu, tibalah kereta dengan tujuan dekat dengan rumahnya. Bomi segera naik dan mencari tempat duduk, namun semua tak seperti bayangan Bomi. Kereta siang itu sangat penuh dan terasa sesak. Banyak karyawan yang bekerja di sekitar sana pulang lebih cepat daripada biasanya. Akibatnya kereta yang ditumpangi Bomi sore itu lebih sesak dan penumpang harus berdesakan daripada di jam-jam biasanya.
"Waah ternyata penuh banget..aku harus duduk dimana?" gumam Bomi seorang diri. Bomi belum pernah naik kereta sebelumnya hanya bisa berjalan perlahan di dalam kereta saat kereta tersebut mulai berjalan menuju stasiun selanjutnya.
"Maaf... di sebelah kiri ada tempat sedikit, anda bisa duduk disana." Ucap seorang lelaki tampan memakai seragam SMA lain yang berdiri di kanan kereta tempatnya berada. Rambutnya tertata rapi dan pakaiannya modis. Tampak juga tas tennis yang terselempang di bahunya dan wrisband berwarna biru yang melekat di pergelangan tangan kirinya.
"Oh terima kasih...." ucap Bomi spontan sembari menuju tempat yang ditunjukkan oleh lelaki tersebut.
Tak terasa Kereta telah tiba di stasiun pemberhentian selanjutnya dan beberapa penumpang juga turun di stasiun tersebut. Bomi kemudian mengamati tempat lelaki itu berdiri namun tak didapatinya dan telah berganti penumpang lainnya.
"Oh...ternyata sudah pergi.. kenapa cepat sekali perginya." Gumam Bomi sendirian yang masih berharap cowok yang dijumpainya itu masih berada di kereta.
Namun cowok tersebut telah turun dari kereta, dan setelah dua stasiun pemberhentian tibalah stasiun tempat Bomi turun. Dia pun segera turun dari kereta dan berjalan menuju pintu keluar. Di perjalanan pulang, Bomi kemudian berpikir jika tidak ada cowok tersebut yang membantunya di kereta mungkin dia masih berdesakan dan tak mendapat tempat duduk sore itu. Terima kasih, Hey Kamu.. Tennis Boy..
©©©