"Kak, ngapain berdiri di sini?"
Tristan keluar kamarnya. Dia melihat Iqbal yang berdiri mematung, seperti kebingungan dan juga terkejut, entah habis melihat apa. Tristan bahkan sampai harus menepuk pundak kakaknya itu.
"Kak iqbal. Kenapa?" tanya tristan lagi.
"Hah."
Baru lah setelah di tepuk pundaknya, Iqbal sadar. Iqbal menatap Tristan bingung. Kenapa? Iqbal baru nyambung. Dia menggengel. Mana mungkin Iqbal menjawab dia terkejut karenaelihat badan mulut Hanin. Pundaknya yang terlihat indah, cantik dan menggoda.
"Enggak, yuk sarapan."
Iqbal langsung menarik adiknya itu untuk turun ke bawah. Segara sarapan. Cantika masih di dalam bersama dengan Hanin. Hanin keluar kamar mandi dengan pakaian yang sudah rapi.
"Kak, pakai lisptik aku ya dikit aja. Sama pelembab."
Pinta cantika pada hanin. Hanin hanya mengangguk. Cantika meminta hanin duduk di depan meja riasnya. Cantika sedikit menatap Hanin. Dari pelembab wajah hingga perona bibsir, sedikit.