"Nanti besok aku coba ngobrol sama iqbal. Kayak lingkungan dia sih agak gak baik buat iqbal. Jadi mending iqbal gak usah lah nerusin candaan yang dulu."
Rafael juga inget banget kalau iqbal suka sama anak perempuan itu. Bahkan mengenalkannya pada sasya waktu itu, kalau dewasa nanti mau menikah dengan anak perempuan itu.
"Lagi pula juga waktu kecil, dia gak pernah ngomong ya keluarganya gimana. Mungkin karena itu tiap kita tanya rumahnya dia diem aja. Orang tuanya gak harmonis mungkin." kata rafael mengingat kembali jaman iqbal kecil.
"Kalau lingkungan orang tuanya gak baik juga, itu bahaya buat pergaulan iqbal juga sih kak. Kan seumur iqbal, cantik, tristan, itu rawan banget." tambah bisma.
"Iya."
Mereka pun mengakhiri pembicaraan mereka malam itu dan pergi ke kamar masing-masinh untuk istirahat. Rafael sendiri masih memikirkan cara bagaimana dia bisa berbicara dan melarang iqbal.
"Mau dibeliin motornya mas?" tanya sasya yang sedanh merapikan tempat tidur.