"Mama..."
Iqbal tak mau mamanya marah dengan dia. Dia hanya tak bisa menahan tawanya karena tingkah sang mama yang seperti dirinya.
"Jangan marah dong sama iqbal."
Iqbal turun dari kursinya. Dia mendekati sang mama dan memeluknya. Iqbal mengusap ari mata mamanya dan mengecup pipi sang mama.
"Maafin iqbal ya mamaa.." kata iqbal pada sang mama.
"Nanti iqbal ya yang hibur mama kalau mamanya lagi sedih. Kakek nitip mama iqbal ke iqbal. Ok?" kata ayah sasya pada iqbal.
"Siap kakek. Iqbal janji gak akan bikin mama sedih. Gak akan biarin mama nangis dan sedih."
"Ok. Sip."
Iqbal dan ayah sasya tos untuk mengikat perjanjian mereka.
Selesai hari itu, keesokan harinya sasya hanya bisa mengantar ibu dan ayahnya sampai kedepan sambil menggendong cantika.
"Jagain baik-baik mama sama adeknya ya iqbal." pinta ayah sasya yang berpamitan dengan iqbal. Iqbal dan rafael juga ikut keluar untuk mengantar mereka.
Papa rafael, mama sasya dan bisma.
"Siap kakek."