Sepanjang jalan dari puskesmas, didalam mobil, Iqbal hanya duduk diam dipangkuan rafael. Sasya belum terlalu mengetahui dan mengerti sikap Iqbal yang mungkin sedikit kecewa karena adiknya perempuan seperti sang mama. Tapi Sasya terlalu asik dengan bayangannya sendiri kalau dia akan punya anak cewek, hidupnya lengkap. Ada iqbal dan anak perempuannya nanti. Tapi berbeda dengan Iqba, dia tak bisa mengajak adiknya main bola bareng.
"Sya, gimana"
Tanya ibu sasya ketika sasya dan rafael sudah sampai di rumah. Iqbal langsung meminta turun dari gendongan rafael dan berjalan ke kamarnya. Iqbal mengambil ponselnya dan main game.
"Sehat ibu, gak papa." Sasya tak henti mengusap perutnya.
"Kita malah dapat kabar baik. kalau jenis kelamin bayi sasya cewek ibu." timpal rafael pada ibu sasya. Ibu sasya sangan senang. Dia langsung memeluk Sasya dengan erat dan mencium pipi sasya.
"Makasih sayang, ibu seneng banget. Nanti kita adain sukuran ya?" tanya ibu sasya pada sasya.
"Iya ibu, makasih."