"Mamaaa.. Papa jangan disuapin. Kan papa udah gede. Iqbal aja yang disuapin."
Iqbal yang cemburu melihat mamanya juga menyuapi sang papa kesal dengan mamanya. Sasya mencoba membujuk iqbal.
"Kan kasian sayang papanya. Iqbal gak sayang sama papa? Nanti kalau papa sakit? Iqbal gak sayang sama papa? Gak kasian sama papa?" tanya sasya pada iqbal.
Iqbal memikirkan lagi ucapannta. Iqbal pun menggeleng. "Iqbal gak mai papa sakit. Mama juga, jangan sakit."
"Pinter... Aakkk.. Giliran iqbal sekarang." sasya menyuapi iqbal. Iqbal pun menerima suapaan dari sasya.
Sasya meminta tolong rafael untuk mengambilkan nasinya lagi. Bukannya sasya yang makan malah rafael dan iqbal yang lahap makan.
"Sya, kamu mau makan apa?" tanya rafael yang sudah selesai disuapi sasya. Sasya menggeleng.
"Makan sya, dikit. Makan apa aja asal keisi perutnya." rafael mengusap perut sasya.
"Gak mau. Lagi gak mau." sasya kembali menggeleng. Sementara iqbal duduk bersandar sang mama sambil memainkan ponsel papanya.