"Iqball..."
Sasya langsung lari menghampiri iqbal. Tapi dia juga baru ingat kondisinya. Dia jalan cepat ke tempat iqbal terjatuh. Nenek dan kakeknya yang melihat itu langsung menghampiri iqbal dan menolong iqbal yang sudah menangis.
"Sayang, mana yang sakit?" tanya kakek iqbal yanh lebih dulu sampai didepan iqbal.
"Papa nakal kakekkk... Ibal jadinya jatuh." iqbal berdiri dan memperlihatkan lututnya yang lecet dan berdarah.
"Tuhh kan, mama kan udah bilang jangan lari sayangg... Jatuh kan. Berdarah lagi." sasya yang baru sampai langsung berjongkok untuk menipu luka iqbal.
"Kita bersihin ya. Udah papa nanti biar dihukum kakek lagi."
"Kok aku lagi sih sya. Kan aku gak ngapa-ngapain iqbal sya."
"Udah ahh, kamu sih ngapain anak sendiri diledekin. Sayang, sakit gak. Bisa jalan gak?"
"Sakit mama, kaki iqbal sakit."
"Mas, gendongin ke rumah. Biar diobatin dulu." pinta sasya pada rafael. Rafael pun menggendong iqbal.