Mama jangan dimatiin ya telponnya sampai ibal sama papa sampe di rumah mama."
Kata iqbal lewat vidio call dengan sasya. Sasya mati-matian menahan tangis didepan iqbal. Iqbal begitu menggemaskan, tiap pagi dia selalu menciumi pipinya, memeluknya. Sasya akhirnya menangis ditelpon.
"Mama, jan nanis. Ibal bentar lagi nyampek kok. Jemput mama. Ya papa?" tanya iqbal mendongak menatap rafael yang duduk disampingnya.
"Iya. Bilangin mama, papa minta maaf." kata rafael pada iqbal. Padahal sasya bisa mendengarnya.
"Mama, kata papa, papa minta maaf. Dimaafin mama?" sasya hanya diam.
"Mama kangen iqbal. Mama pen peluk sama tidur sama iqbal." sasya mengalihkan pembicaraannya.
Mungkin sekitar malam ini mereka sampai. Sasya mengusap air matanya. Sepanjang jalan sasya beneran gak matiin telpon sampai ditengah jalan iqbal tertidur. Rafael ingin mengambil ponsel dari iqbal dan ingin meminta maaf dan vidio call langsung dengan sasya. Baru mau bilang,
"Sya, aku gak tau. Aku-"