"Tuan, ada yang datang nyari tuan."
Doni datang ke kamar untuk memanggil rafael karena ada tamu dibawah.
"Iya sebentar."
Rafael mengakhiri telponnya. Dia mengusap kepala sasya untuk pamit turun. Sasya hanya diam menggenggam tangan mamanya dengan erat dan takut dengan tatapan doni, doni yang diam-diam menatap sasya dan tersenyum seakan meminta sasya untuk bersiap.
Tunggu waktunya hukuman dari doni?
"Sya, kenapa?"
Mama rafael bingung karena sasya menggenggan erat tangannya. Seperti kesakitan tapi wajahnya tak kesakitan. Mama rafael melihatnya lebih ke ketakutan?
"Sayang, kamu kenapa?" tanya mama rafael mengusap pipi sasya.
"Ma, supir barunya pecat ya?" pinta sasya pada sang mama.
"Loh kenapa?"
"Sasya gak suka ma. Pak maman aja, sasya lebih suka sama pak maman." kata sasya merengek pada mama mertuanya.
"Ya udah nanti biar pak maman yang tinggal di rumah. Doni yang jadi supir papa."