"Paa.."
Rafael tak juga bangun. Sasya pun menggunakan tangan iqbal untuk memukul-mukul pipi papanya.
"Papaaa.. Udah siang."
"Gak bisa bangun nih ball.. Gak ada tenaga. Harud dicium sama mamanya dulu." kata rafael dengan mata terpejam tapi bibirnya senyum.
Sasya pun mencium pipi rafael. Tapi rafael tetap tak mau membuka matanya. "Kurang nihh, harusnya dibibir bal. Bilangin ke mama kamu dong."
"Iya papa." sasya pun kembali mencium rafael. Tapi kali ini menciumnya dibibir.
"Ok. Udah full tenaga!"
Rafael langsung duduk dengan semangat. Dia senang melihat sasya sudah sehat dan bisa main juga bercanda dengan iqbal. Rafael langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri, lalu siap-siap ke kantor.
Sasya yang sudah merasa lebih baik dan kuat, menyiapkan pakaian kerja untuk rafael. Rafael yang keluar kamar terkejut melihat sasya sedang berdiri didepan lemari bajunya. Rafael langsung memeluknya dari belakang.
"Aku seneng kamu udah sehatan." rafael mencium pipi sasya.