Rafael sebenarnya masih setengah hati untuk menikahi sasya. Diam-diam dia bernegosiasi dengan mamanya untuk membatalkan rencananya. Rafael mendatangi mamanya di kamar.
"Ma,"
Rafael masuk ke kamar setelah papanya berangkat ke kantor. Mama rafael yang sedang beres-beres kamar langsung menoleh dan meminta rafael duduk untuk berbicara berdua.
"Kenapa raf?" tanya mama rafael.
"Kalau harus ke desanya sasya, terus minta surat izin nikah dll. Ketemu ibu dan ayahnya sasya, rafael gak enak lah ma. Kan itu cuma buat status aja. Buat bohongan."
"Ya siapa suruh kamu bohongn" kata mama rafael pada anak sulungnya itu.
"Ya masak rafael harus beneran nikah sama sasya. Gimana kalau dirubah saja rencanya. Rafael bersikap manis aja sama sasya, sasya juga kayaknya gak curiga." kata rafael pada sang mama.