Sasya ingin asinya cepat keluar. Tapi masak gak ada cara lain. Rafael juga ingin iqbalnya cepat mendapatkan asi eksklusif tapi masak harus dia tidur sama sasya atau meraba-raba milik sasya. Gak bisa lah.
"Dokter, emang gak ada cara lain. Layak penyedot gitu, biar dipaksa keluar." kata rafael masih bernego dengan dokter.
"Ya sudah nanti kita cari cara lain. Sebenarnya itu yang paling efektif raf. Kalau kalian berdua gak mau ya terpaksa dengan cara lain."
Dokter pamit pergi. Sasya dan rafael hanya saling pandang dengan bingung. Diotaknya mereka masih memikirkan cara itu, demi kebaikan iqbal. Mama rafael juga tak mau memaksa. Bagi sasya itu bisa saja pelecehan.
"Kasian cucu nenek. Gak bisa minum susu formula, belum bisa juga minum asi." sindir mama rafael melirik sasya dan rafael.
Sasya sedih sih tak bisa memberikan yang terbaik buat iqbal. Tapi masak harus dengan rafael melihat miliknya? Menyentuh dua miliknya yang berharga? Tanpa sebuah ikatan.