"Kok pucat lagi ya? Lemes lagi sih?"
Mama rafael keluar setelah mengecek keadaan sasya. Dia langsung menemui bibik untuk berdiskusi dengan bibik.
"Wajar gak sih bik? Tapi koo hati saya itu khawatir banget kalau liat sasya gitu." kata mama rafael sambil mengelus dadanya. Radanya ada yang sesak didalam sana.
"Sebenarnya sih, wajar nyonya, wanita hamil muda pucat. Muda-mudahan aja non sasya gak papa. Kayak kemarin, cuma butuh istirahat aja."
"Iya deh. Saya juga sudah telpon dan tanya ke dokter. Kalau itu wajar. Kalau sasyanya kuat nyusuin iqbal juga gak papa mau dilanjut nyusuin iqbal."
"Iya nyonya. Semoga kuat."
Bibik kembali untuk beres-beres rumah. Sementara mama rafael harus keluar untuk membeli sesuatu dan juga bertemu dengan beberapa teman untuk arisan. Tapi dia mau ninggal sasya gak tega. Mama rafael pun menelpon teman-temannya dan minta maaf karena mungkin tak bisa datang.
"Telpon rafa gak ya?"
"Gak usah kali ya."