"Iya. Nanti sasya coba bilang sama mas rafa."
"Bilang aja sebagai mahar kamu."
"Iya ibu. Tapi ibu janji ya setelah ini ibu bakalan restuin kita terus ibu jangan gangguin masalah sasya sama mas rafa lagi."
"Iya. Gak akan."
Ibu sasya kembali ke kamarnya. Tak lama ayahnya datang. Ayah sasya hanya senyum melihat sasya yang seperti sudah menjadi ibu sesungguhnya. Ayah sasya mendekati sasya,
"Ibu minta apa? Ibu ngerepotin ya?" tanya ayah sasya mengelus punggung sasya. Sasya hanya tersenyum pada ayahnya.
"Maafin ibu ya, ibu emang gitu. Kalau ayah, ayah gak bolehin mau cepet nikah sama rafael itu karena ayahkan belum terlalu kenal dia. Ayah juga gak tau dibeneran sayang sama kamu atau enggak."
"Iya ayah. Sasya ngerti kok. Sasya juga salah gak bicarain ini dulu."
"Biarin rafael perjuangan cintanya dulu."
"Iya yah."