"Lo kenapa?" tanya Ferdi dengan keringat dingin.
"Perasaan gue baru bilang kalimat itu dua kali. Sekalinya sama elo sekarang," ucap Lian. Lian masih menatap Ferdi curiga.
"Dua kali? Masa?" tanya Ferdi.
"Yang satunya sama nomor orang gila yang tiba-tiba tc gue tempo lalu," terang Lian.
Ferdi langsung kicep seketika. Tidak bisa berkata-kata lagi.
"Atau jangan-jangan itu nomor lo?" tanya Lian menginterogasi.
"E-eh? Bu-bukan, Lian!"
"Terus kenapa gugup?"
"Karena… Karena lo natap gue."
Ferdi mencoba menutupi kegugupannya.
"Terus kenapa kalau gue natap lo? Biasanya orang bohong bakalan kelihatan dari matanya."
Ferdi terdiam. Lian yang gemas akan keheningan yang tiba-tiba itu mulai angkat bicara.
"JAWAB!" sentak Lian.
"Karena gue suka sama lo! Gue gak tahan kalau tatapan kita bertemu," celetuk Ferdi asal.
Lian sontak mendorong tubuh Ferdi dengan wajah memerah malu.
"Ih, Ferdi, lagi serius malah bercanda!" pekik Lian kesal.