"Kenapa lo natap gue kayak begitu? Oh jangan-jangan, dugaan gue bener ya? Lo ada apa-apa ya sama pacar gue?" Alya melipat kedua tangannya di depan dada.
"Pacar?" tanya Lian sembari mengerutkan keningnya.
"Bukannya beberapa waktu lalu, lo udah putus ya?" cibir Lian. Mendengar hal itu, Alya segera terkekeh pelan.
"Gak usah ngarang, gue sama Alka lagi mencoba memperbaiki hubungan kita. By the way, lo gak usah ngarep ketinggian sama Alka ya, Lian. Cewek payah kayak lo, buat ngedapetin Alva aja gak pantas, apalagi buat mendapatkan Alka," ledek Alya.
DEG!
Kata-kata menyakitkan itu muncul lagi, setelah bertahun-tahun, Lian tidak mendengarnya lagi. Apa-apaan ini, mengapa rasanya begitu sakit ketika Lian dikatai payah oleh gadis yang juga pernah menyakiti hatinya tersebut?
Dengan penuh rasa emosi, Lian menggebrak meja kaca di hadapannya. Ia merasa sangat kesal. Kedua matanya seperti tercetak api kemarahan yang membara.