Chereads / Legenda Raja Naga (The Legend of the Dragon King) / Chapter 62 - KALAHKAN AKU DAN AKU AKAN BERTINDAK BERMARTABAT

Chapter 62 - KALAHKAN AKU DAN AKU AKAN BERTINDAK BERMARTABAT

Saat Tang Wulin ditendang kembali ke dalam pengepungan, Tang Wulin menemukan bahwa Soul Powernya telah berkurang dengan cepat. Dalam waktu singkat, sepuluh tingkat Soul Powernya telah digunakan.

Pa. Pa. Pa. Satu demi satu murid kelas atas terbebas dari ikatan Rumput Perak Biru.

Tang Wulin telah mengikat begitu banyak orang secara bersamaan, tetapi mereka mampu membebaskan diri dari Rumput Perak Biru miliknya dengan tingkat Soul Power mereka yang lebih besar. Setelah lepas, efek samping mutasi Rumput Perak Biru muncul dengan sendirinya. Dengan cepat Soul Powernya menipis.

"Bocah, kamu berani menabrakku?" Murid tingkat atas berteriak ketika dia mengayunkan tinjunya ke arah wajah Tang Wulin.

"Berhenti." Mu Xi berteriak dengan keras.

Murid laki-laki itu dengan kesal menahan tinjunya, tetapi tetap mendorong Tang Wulin jatuh ke tanah.

Tang Wulin akhirnya menyadari bahwa Mu Xi adalah orang yang sebelumnya telah melepaskan cahaya menyilaukan itu. Mengejutkan, dua Soul Ring seratus tahun terlihat mengelilinginya. Di atas kepalanya terdapat bola cahaya keemasan yang bersinar seperti matahari. Di bahu kirinya terlihat api bundar kecil yang penuh dengan energi. Sepertinya, nyala api ini adalah Soul Spiritnya. Api itu terlihat telah dikendalikan, tetapi suhu di sekitarnya masih naik beberapa derajat.

Martial Soul macam apa ini? Itu memiliki aura kekuatan di sekitarnya.

Murid tingkat atas lainnya bergegas menyingkir saat Mu Xi berjalan menuju Tang Wulin. Meskipun panas Martial Soulnya telah di tahan, tetapi masih terasa panas seperti sebelumnya.

Dua Soul Ring. Itu berarti dia telah menjadi Soul Grandmaster.

"Aku Mu Xi dari kelas satu tingkat kelima. Aku ingin bertanding menempa denganmu. Jika kamu memiliki keinginan untuk terus belajar di akademi ini, maka kamu tidak boleh menolak." Kata Mu Xi dengan dingin.

Sejak dia masih kecil, Mu Xi telah menjadi gadis yang sangat kompetitif.

Tang Wulin memelototinya. Dia membenci orang-orang yang mengancamnya. Dengan segera, sisi keras kepalanya mengambil alih.

Pada saat Tang Wulin akan berbicara, suara sedingin es terdengar.

"Jika kamu ingin hidup, maka berhentilah memuntahkan begitu banyak omong kosong dan pergilah dengan anak buahmu."

Ekspresi Mu Xi menjadi buruk saat tubuhnya yang ramping dan lembut menjadi tegang. Matanya menunjukkan bahwa dia sangat terkejut. Orang lain tidak akan tahu apa yang sedang terjadi, tetapi dia bisa dengan jelas merasakan sensasi dingin di lehernya. Dia merasa bahwa jika dia bergerak bahkan satu inci pun, tenggorokannya akan ditebas.

Dia tidak berani bergerak, bahkan hanya untuk melepaskan Martial Soulnya.

"Suruh semua orang itu pergi." Suara menakutkan terdengar dari sampingnya dengan wajah pemilik suara tersebut terlihat. Bukankah dia Xie Xie?

Xie Xie tidak begitu pendek dari tinggi Mu Xi, jadi dia bisa melingkarkan satu tangannya di bahu Mu Xi, sementara tangan lainnya mengarahkan Belati Naga Cahaya ke pinggangnya.

"Dasar bajingan. Menurutmu apa yang sedang kamu lakukan?" Murid laki-laki tingkat atas sebelumnya berbicara.

Dengan dingin Xie Xie menjawab. "Kesabaranku terbatas. Jika kamu yakin bahwa aku tidak berani bertindak di akademi, maka kamu boleh mencobanya. " Saat mengatakan ini, Xie Xie memberikan tekanan pada Belati Naga Cahaya miliknya menyebabkan Mu Xi menjerit kesakitan.

"Kalian semua, pergi." Mu Xi dengan cepat berteriak. Dia bisa dengan jelas merasakan niat membunuh dari belakangnya. Bagaimanapun, dia baru berusia dua belas tahun. Dalam situasi seperti ini, mau tidak mau dia menyerah pada ketakutannya yang meningkat.

Murid tingkat atas tidak punya pilihan lain, jadi mereka semua pergi. Namun, tepat pada saat itu suara tegas terdengar. "Berhenti."

Seluruh tubuh Xie Xie menggigil, dan dengan cepat menyingkirkan Belati Naga Cahaya dan Belati Naga Bayangan miliknya yang tidak terlihat. Setelah itu, sesosok tubuh tinggi menggendongnya seperti anak perempuan.

***

Gedung Pengajar Akademi Menengah.

"Baiklah. Apa yang telah terjadi?" Direktur Pengajaran Long Hengxu bertanya dengan cemberut.

Mu Xi berkata dengan kepala menunduk. "Aku hanya mencari Tang Wulin untuk bertanding denganku."

Xie Xie mencibir. "Kamu membawa sekelompok antek ke asrama tingkat satu kami. Itukah cara kalian para senior menemukan orang?"

Long Hengxu memelototi Xie Xie. "Bukankah kamu mengancam seniormu dengan belati? Apa yang akan kamu lakukan jika mereka tidak berhenti? Apakah kamu benar-benar akan membunuhnya?"

Bibir Xie Xie mulai berkedut saat tatapannya menyapu murid senior dengan jijik. "Aku tidak bisa memastikannya."

Long Hengxu berbalik ke arah Tang Wulin. "Bagaimana denganmu? Kamu yang bertindak lebih dulu. Apakah kamu punya penjelasan?"

Mata Tang Wulin sangat lembut saat di pandang, tetapi ekspresinya sangat tegas. "Ketika aku masih kecil, ayahku menjelaskan beberapa prinsip. Ketika aku memasuki Akademi Dasar, dia mengatakan kepadaku bahwa jika dia mengetahui aku menindas juniorku, maka dia akan dengan kejam mendidikku. Namun, jika murid yang lebih tua menindasku, maka aku harus membalas mereka tanpa ragu-ragu dan ayahku tidak akan menyalahkan aku sama sekali."

Saat melihat anak di depannya, Long Hengxu terkejut menemukan bahwa setelah dia menjabat sebagai Direktur Pengajaran selama bertahun-tahun, dia akhirnya bertemu dengan seseorang yang bisa membuatnya tidak bisa berkata-kata.

"Kata-kata yang bagus. Aku rasa, muridku juga tidak melakukan kesalahan." Kata Wu Zhangkong dengan suara dinginnya saat dia berjalan memasuki ruangan.

Ekspresi Long Hengxu menjadi masam. "Guru Wu, apakah anda sudah melupakan sopan santun paling dasar, seperti mengetuk pintu?"

Dengan gaya khasnya Wu Zhangkong meminta maaf. "Maaf."

Wajah Long Hengxu berkedut. 'Dimana ketulusan dalam permintaan maaf orang ini? Dia sudah membuat pusing Direktur Pengajaran Akademi Lanjutan. Dan sekarang, bahkan setelah dipindahkan ke Akademi Menengah dan di tempatkan di kelas terburuk, dia sama sekali tidak berubah.'

"Yang besar menindas yang kecil, ya? Kalian pasti punya keahlian." Tatapan sedingin es Wu Zhangkong menyapu kelompok murid tingkat lima Mu Xi. "Mamanfaatkan yang kecil bukanlah sesuatu yang akan aku lakukan, tetapi jika kau menemukan bahwa kalian memprovokasi muridku lagi, aku akan memukuli guru yang bertanggung jawab di kelas kalian."

Long Hengxu dengan marah berkata, "Guru Wu. Tolong tunjukkan diri anda dengan bermartabat."

Wu Zhangkong dengan dingin menjawab. "Jika anda bisa mengalahkanku, maka aku akan bertindak dengan bermartabat." Setelah berbicara, dia meraih kepala Xie Xie dengan satu tangan dan menyeret Tang Wulin dengan tangan yang lainnya. Mereka meninggalkan gedung pengajar.

"Kamu,.." Long Hengxu dengan marah bangkit dari duduknya bermaksud menghentikan Wu Zhangkong, tetapi dia kemudian teringat hal-hal yang Wu Zhangkong lakukan di Akademi Lanjutan. Setelah mengingatnya, dia tidak lagi memiliki keberanian untuk menghentikan Wu Zhangkong. Orang ini benar-benar orang gila.

"Kalian. Setiap dari kalian akan menghadapi tindakan kedisiplinan. Kalian benar-benar ahli jika kalian bisa menindas yang lemah dengan kekuatan kalian." Seluruh kemarahan yang ditahan Direktur Pengajaran ini di tumpahkan sepenuhnya kepada murid tingkat lima ini.

Setelah meninggalkan gedung pengajar, Wu Zhangkong melepaskan tangan Tang Wulin dan berjalan di depan mereka.

Saat menatap punggung Wu Zhangkong yang tinggi dan tegas, Tang Wulin buru-buru mengambil langkah untuk mengejarnya. "Terima kasih, Guru."

Dengan acuh tak acuh Wu Zhangkong berkata. "Kamu tidak melakukan kesalahan apa pun, jadi tidak ada alasan untuk berterima kasih padaku. Tidak ada yang diizinkan untuk menunda kelasku."

Xie Xie menyusul mereka dengan senyum langka di wajahnya. "Guru Wu, kamu sangat keren. Aku sangat kagum pada guru. Bahkan jika guru memberikan pelatihan yang mengerikan, aku tidak akan mengeluh sama sekali."

"Ingat kata-katamu." Wu Zhangkong menjawab dengan pelan.

"Terima kasih." Tang Wulin menarik lengan Xie Xie. "Aku juga harus berterima kasih."