Chereads / Ratu Kejam Untuk Raja Dingin / Chapter 2 - 2. Kehidupan Baru

Chapter 2 - 2. Kehidupan Baru

Pusing, itulah yang pertama kali gadis 17 tahun rasakan ketika dia membuka matanya. Matanya langsung dijamu dengan suasana ruang tempat dia terbaring, begitu buruk dan suram. Gadis muda itu memegang kepalanya sambil meringis ketika kepalanya kembali berdenyut lagi.

"Aauu! Sakit sekali." Ringisan gadis itu membuat seorang gadis berpakaian pelayan yang tertidur di pinggir kasurnya terbangun. Pelayan itu membuka matanya, dapat dia melihat majikan yang sejak tadi dia tunggu bagun kini telah membuka mata.

"Nona Freya, syukurlah! Syukurlah anda telah sadar!" pekik pelayan itu girang sambil memeluk gadis di depannya penuh semangat.

Gadis yang dipeluk pelayan itu hanya terdiam namun pikirannya melayang-layang entah ke mana. Sesaat gadis itu tampak memikirkan sesuatu, dan setelah dia tersadar, gadis itu membuka suaranya.

"Di mana aku sekarang?" Pertanyaan gadis itu membuat pelayan yang girang dalam pelukannya segera melepas sambil berekspresi kebingungan.

Tidak berpikir ingin mempermasalahkan gadis di depannya bersikap sedikit aneh, pelayan itu segera menjawab, "Jawab Nona, anda ada di kamar Nona." 

Manik mata biru milik gadis itu menatap pelayan di depannya, pandangan dingin dan datar tergambar jelas di sana membuat pelayan itu sedikit terkejut, "Apa yang terjadi padaku? Bukankah aku sudah seharusnya mati? Dan ... siapa kamu?" tanya gadis itu dengan nada terdengar suram.

Rasa terkejut tidak bisa pelayan itu tutupi, meskipun begitu dia tetap menjawab dengan suara pelan, "Nona hampir saja mati karena bunuh diri, Nona nekat bunuh diri dengan melukai pergelangan tangan Nona dengan pecahan kaca. Tidakkah Nona ingat, Nona melakukan itu agar Raja Sean memperhatikan anda?" Pelayan itu tampak memancarkan pandangan nanar, mungkin bersedih sebab gadis di depannya telah melupakan sesuatu.

Pandangan gadis itu menjadi sedikit berubah, terlihat kebingungan dan terkejut. Gadis itu berpikir kembali, pelayan tadi barusan memanggilnya dengan nama 'Nona Freya' sedangkan namanya adalah 'Charllote'. Pelayan itu juga menjelaskan bahwa dirinya hampir mati karena melukai pergelangan tangannya dengan pecahan kaca. Ada sesuatu yang aneh, seingat gadis itu dia mati melompat dari gedung pencakar langit dengan bom di tubuhnya, seharusnya itu sudah merenggut nyawanya. Tapi kenapa dia masih hidup?

Memikirkan semua itu membuat kepala gadis itu semakin sakit, dan akhirnya dia hanya bisa berteriak menahan sakit kepalanya. Tangannya meremas rambutnya secara kasar, mulutnya terus mengerang kesakitan sambil memejamkan mata.

"Aarrggg! Sakit sekali! kepalaku sakit sekali!" pekik gadis itu keras seraya berguling-guling di kasur. Bersamaan dengan itu pelayan yang tadinya kebingungan kini menjadi panik.

"Nona! Nona Freya! Ada apa dengan anda!" panggil pelayan itu sambil memegang bahu gadis itu cukup kuat, berusaha membantu gadis itu tenang tapi justru membuat gadis itu semakin mengerang kesakitan. Melihat betapa kesakitannya gadis itu, pelayan itu segara berlari keluar dengan wajah paniknya. Kini tinggallah gadis yang sedang kesakitan itu mengerang-erang seperti orang gila.

"Aaarrgggg! Sakit sekali! Rasanya kepalaku mau pecah!" pekik gadis itu keras sambil membenturkan kepalanya di ranjangnya. Bersamaan dengan itu, sebuah ingatan menyerbu pikirannya dengan cepat.

"Yang Mulia!"

"Yang Mulia!"

"Yang Mulia!"

Seorang gadis berambut kuning dengan manik mata biru mencolok memanggil sosok pria yang baru saja melewatinya. Berharap pria itu berbalik, namun sayangnya pria yang dia panggil bahkan tidak berhenti berjalan meninggalkannya.

"Yang Mulia! Kumohon berbaliklah!" tangis gadis itu semakin deras, dirinya jatuh berlutut di lantai dengan pandangan sedih, "Aku hanya ingin menjelaskan pada Yang Mulia, bahwa bukan aku yang membunuh Adikmu, Yang Mulia." Untuk kesekian kalinya gadis itu selalu diabaikan, dan untuk kesekian kalinya dia merasa tersiksa menikah dengan seorang Raja dingin dan kejam.

Dipaksa menikah hanya karena dituduh sebagai pembunuh Adik dari seorang Raja. Gadis itu merasa seperti berada dalam neraka. Tidak hanya terbatas melakukan apapun, tapi juga mendapat perlakukan kejam dari banyak orang. Gadis itu ingin membenarkan dirinya, dia bukanlah pembunuh. Tapi ... di istana dingin ini, tidak ada seorang pun yang peduli dengan pengakuannya selain pelayan pribadinya. Hidup terkurung selama dua tahun membuat gadis malang itu tersiksa, tiap harinya dia selalu menerima cacian dan makian dari banyak orang, membuatnya pasrah untuk hidup dan berusaha mengakhiri hidupnya dengan melukai diri dan meminum racun. Lagi pun tidak ada lagi yang peduli dengannya, kehadirannya juga tidak pernah diharapkan, daripada harus tersiksa terus-menerus alangkah baiknya dia menghabisinya nyawanya sendiri.

Di akhir kehidupannya, gadis itu beralasan melakukannya agar suaminya Raja Sean datang memperhatikan dan mendengarkan alasannya untuk terakhir kali, tapi ... bahkan sampai nyawanya telah berakhir, sosok yang dia tunggu-tunggu tidak kunjung datang.

Gadis yang tadinya mengerang kesakitan bahkan sampai terjatuh dari kasurnya, kini menatap lantai dengan tatapan kosong. Raut wajah yang dia keluarkan begitu terlihat ketakutan dan panik.

"Ingatan milik siapa itu!?" tanya gadis itu pada dirinya sendiri. Dia mengangkat pandangannya, memperlihatkan bola matanya yang tampak melotot dengan air mata yang mengalir deras, "Ingatan itu! Sungguh menyakitkan."  Gadis itu memegang dadanya, terasa sesak dan berat. Meskipun gadis itu hanya beranggap penderitaan gadis itu tidak seberapa dengan apa yang dia hadapi, tapi ... tubuhnya tidak bisa menutupi respon dari perasaannya. Marah, sedih dan panik bercampur baur seperti lautan berombak.

***

Gadis yang tadi terlihat mengamuk tidak jelas akibat sakit kepala yang dia derita kini telah baring dengan tenang di kasurnya. Seorang pria berpakaian serbah putih baru saja memeriksa kondisinya.

"Sepertinya racun yang diminum Nona Freya membuat efek besar pada otaknya, sehingga membuat Nona Freya merasa kesakitan. Tapi tenang ... aku sudah menuliskan resep, asalkan meminumnya secara teratur, Nona Freya pasti sembuh," jelas pria berbaju putih itu. Setelah memberikan surat resep yang dia tulis kepada pelayan, dia segera pergi meninggalkan kamar itu.

Sejenak terjadi keheningan, pelayan yang tidak jauh dari gadis bernama Freya tampak kebingungan. Mungkin bingung kenapa majikannya bertindak begitu ekstrem, tidak hanya melukai dirinya tapi juga meminum racun, tidakkah gadis itu berpikir dia hampir saja membunuh dirinya?

Berbeda dengan pelayan itu yang tampak memikirkan perbuatan majikannya, gadis bernama Freya itu terlihat tenang, namun pandangannya masih memancarkan keterkejutan dan kepanikan.

'Aku hidup kembali sebagai istri dari Raja Sean. Sungguh tidak pernah aku duga akan mendapat keberuntungan seperti ini, tapi ... kenapa bisa?' Freya bertanya dalam hati, prihal bagaimana bisa dia hidup kembali setelah meledakkan dirinya sendiri.

'Aku tidak pernah berharap untuk kembali hidup, tapi ... tampaknya Tuhan tidak mengizinkanku mati begitu mudah.' Sesaat Freya terkekeh dalam hatinya, entah mentertawai dirinya atau Tuhan yang memberikannya takdir begitu mengejutkan, 'Tapi ... karena Tuhan begitu baik hati menghidupkan aku lagi. Maka kehidupan kali ini, tidak akan aku sia-siakan lagi.' Freya bertekad, pada kehidupan ke duanya dia tidak akan mati bunuh diri lagi seperti di kehidupan pertamanya, dan tidak akan membiarkan seorang pun menahan dirinya dari kebebasan. 

'Tidak peduli bahkan jika Raja itu mengurungku di kastil dingin ini!'