Andreas tertawa sarkas setelah beberapa detik sempat terdiam mendengar ucapan Januar. Leindra Han Theodore, akhirnya Januar menyebut nama orang itu juga. Andreas tidak tahu harus berkomentar apa lagi. Detektif itu lantas menaruh tangannya di kedua saku jeansnya, menantang Januar untuk mengeluarkan lagi pendapatnya.
"Anda mau tau lagi apa persamaan Anda dengan Leindra?"
Andreas mengangguk dengan arogannya. "Silakan."
"Kalian berdua sama-sama berkarir di bidang intelijen," ujar Januar tersenyum miring meremehkan, "Bukankah terlalu naif untuk dibilang kebetulan?"
Andreas menghela nafasnya dalam, "Banyak kebetulan terjadi di dunia ini, Pak Darren. Apa yang aneh?" tanyanya.
"Tentu saja aneh. Kalian mirip, sangat mirip. Jika Saya mensugesti Adriana untuk berpikir lebih jauh soal Anda, Saya yakin dia akan berpikir sama dengan Saya."