Adri membenamkan wajahnya dibalik selimut setelah berbicara panjang dan emosional dengan Theo setengah hari ini. Oh, tak lupa juga Yola. Gadis itu, sahabatnya, turut memendam rahasia yang enggan Ia bagi selama tiga tahun terakhir.
Lantunan piano menenangkan menemani Adri dalam sesi penenangan dirinya. Cukup panjang hari ini, Adri lelah. Secara fisik dan mental, Ia benar-benar dibuat tak karuan. Dua orang penting baginya itu ternyata tak sesederhana itu. Memang tak aman memendam rahasia besar, karena suatu waktu itu akan meledak, melukai orang lain bukan tak mungkin.
Adri kembali menghela nafasnya, di udara kamar berbau lavender. Menyingkirkan selimut dari jalur nafasnya, Adri membuka mata, melihat ke arah langit-langit yang Ia hiasi dengan ornamen glow in the dark, yang membuatnya seolah sedang memandang langit malam dihiasi bintang.
Gadis itu masih berusaha mencerna segalanya, sekaligus meletakkan memori menyedihkan itu di tempat yang jauh dari jangkauan pikiran dan perasaannya.