Andini duduk termangu menatap lembaran foto di hadapannya.
Tinggal satu langkah lagi, semua akan berakhir
Hari ini ia dan Dhea akan pergi ke suatu tempat, dari semua nama-nama yang ada dalam daftar list pemberian Handoko tersisa satu nama. Andini mendesah, berharap apa yang kini ia lakukan akan menemukan jalan. Beberapa hari yang lalu ia sempat frustasi ketika salah satu pengusaha rekanan Handoko pergi ke luar negeri untuk suatu hal. Namun akhirnya ia berhasil mendapat nomor telepon yang bisa di hubungi dan tanpa terduga, pengusaha itu mau bekerja sama menjawab semua pertanyan yang Andini ajukan. Betapa Andini sangat berterima kasih kepada Handoko, ia lalu berpikir jika bukan karena nama besar Handoko semua orang yang ia temui tak akan pernah mau membantunya.
"Udah siap Mbak?", suara Dhea dari balik kamar menyadarkan Andini.
"Eh, udah."
"Ayuk ntar keburu siang." Dhea melirik jam tangan di pergelangan tangan kanannya.