Akhirnya Leo mengalah membiarkan Handi mengikutinya kali ini.
Duduk di kursi penumpang, dengan pikiran yang entah ke mana Leo memalingkan pandangannya keluar jendela kaca mobil sambil terus tersenyum sendiri.
Handi yang melihatnya dari kaca spion tidak bisa tidak berkomentar.
"Apa kamu sebahagia itu semalam bersama Andini?"
Alis Leo naik satu saat dia mendengar suara Handi, alih-alih menjawab Leo mengacuhkannya dengan hanya melirik sepintas ke kaca spion yang ada di atas kepala Handi.
Leo menarik napas dalam mengabaikan Handi yang terus mengganggunya sejak dia datang tadi.
"Ngomong-ngomong kita mau ke mana?" tanya Handi.
Dia membawa Leo tapi dia tidak tahu bos dan sahabatnya ini ingin pergi ke mana?
"Rumah Sakit Prapanca." Jawab Leo dengan lembut.
"Rumah Sakit Prapanca? Siapa yang sakit? Kamu? Kamu sakit kok nggak info."
Leo hanya melirik lagi tidak memberinya balasan.