Nada terengah-engah. Ia mengikuti sang suami lari makan di taman kota pagi ini. Telah lama ia tak melakukannya. Sibuk berdiam diri di rumah, memperkaya kemampuannya memasak.
Sengaja pagi ini ia menawarkan diri untuk ikut, dan Alan menyambutnya dengan senang hati.
"Aku sesak, A'. Capek." Nada memilih berhenti dan duduk di kursi taman. "Lelah, Barbie," ujarnya sambil meluruskan kaki.
Sedangkan Alan, terlihat masih sangat bersemangat. "Aa' keliling dulu, ya." Tangannya melambai ke arah Nada, membuat perempuan itu mengangguk mantap. Ia akan menunggu di sini.
Punggung Alan semakin mengecil, lalu tak tampak lagi. Kemudian berubah dengan pasangan yang terlihat penuh kebahagiaan, yang tertangkap netra Nada.
Satu tangan si perempuan mengelus perut yang sudah sangat besar. Baju daster motif batik dengan dominan warna coklat terlihat begitu nyaman ia kenakan, sesuai sekali dengan ukuran tubuhnya. Lengkung indah terlihat menghiasi wajah bulatnya yang dibaluti oleh jilbab.