"Jadi, nomor baru itu membangunkanku dari tidur, A'. Aku sama sekali nggak tahu itu dari siapa, pas diangkat, ternyata dari Julia."
Alan sudah terpaku berdiri sambil menyandarkan pinggung ke meja. Pandangan mata mengarah lekat pada sang istri.
"Dia bilang apa memangnya?" Lelaki itu beranjak dari tepi meja, ia berjalan mendekati sang istri yang duduk di sisi ranjang.
"Intinya, dia mau melakukan segala cara biar bisa dapetin Aa'."
Pandangan mata mereka bertemu. "Apa sih yang bikin kamu menjadi takut? Sampe-sampe nggak mau kalo Aa' ketemu lagi sama dia."
"A', dia wanita licik, pinter banget bikin mental aku drop."
"Ya apa? Bilang dong. Emangnya dia udah bilang apa?"
Didesak seperti ini, ketika diri tidaklah siap, rasanya semua yang hendak diceritakan menjadi ambyar. Padahal sejak siang tadi, Nada sudah bertekad akan menceritakan semuanya kepada Alan.
Nyatanya yang diceritakan tak sepanjang yang telah terencana.