"Nada, Bos. Mau bicara sama suaminya."
Alan segera menempelkan layar ponsel ke telinga. Ia merasa cemas sekali, jangan sampai terjadi apa-apa pada Nada, atau Ambu, Lana, Bapak. Jangan.
"Ya, Sayang."
"A'. Tadi aku nelponin Aa'. Lagi nelpon sama siapa?" Suara Nada terdengar bergetar. Ia begitu cemas dengan segala hal yang mungkin saja bisa terjadi. Entah siapa yang akan tahu.
"Tadi … Julia yang nelpon. Kenapa, Sayang?" Meski semula meragu untuk mengatakan yang sebenarnya, akan tetapi Alan tetap jujur pada Nada. Sebab, segala hal yang ditutup-tutupi takkan berdampak bagus bagi kehidupan berumah tangga.
Terdiam sejenak. Ia tak boleh lemah. Julia menelpon suaminya pasti hanya untuk mengurus hal-hal yang tak penting. Iya, benar. Tidak penting. Ia sangat percaya kepada sang suami. Lelaki itu tak mungkin berbuat dusta dan berkhianat di belakangnya.
"Dia bilang apa?" tanya Nada sudah mulai bisa menguasai diri sendiri.