"Tolong, jangan begini. Biarkan aku memberikan sesuatu yang begitu berharga untukmu, Nad."
Nada mengedikkan bahu ketika dagu Aldo menyandar di pundaknya. Ia juga berusaha melepaskan tangan lelaki itu yang melilit di pinggang.
"Lepas! Bajingan!" makinya sambil terus melepaskan tangan Aldo.
"Nad … dulu aku nggak sempat kayak gini sama kamu. Setiap aku mau cium, kamu selalu menolak. Semua kuturuti karena aku cinta sama kamu. Sekarang, kamu udah jadi milik orang lain. Izinkan aku untuk memberikannya sama kamu." Aldo terlalu kuat untuk dilepaskan. Konon katanya, di saat seperti ini, lelaki justru tengah berada di puncak tenaganya. Benar apa tidak. Ah, entahlah, yang jelas, sedikit pun tangannya tak bergerak meski Nada sudah berusaha dengan keras untuk melepaskannya.