Semakin langkahku masuk lebih jauh ke lorong sekolah. Semakin keras terdengar isak tangis itu. Rasa takut itu ada, karena sebagai seorang petugas kebersihan seperti aku. Tidak pernah merasakan berada disekolah ini di waktu malam.
Logika ku lebih kuat diba dibanding rasa takutku. Aku mencari sumber suara yang menangis. Suara itu tampak menghilang. Karena tidak fokus aku menabrak seorang siswi perempuan yang berjalan menunduk.
Aku mencoba membantunya untuk berdiri saat ia terjatuh ke lantai
Karena aku menabraknya. Aku meyakini suara Isak tangis itu dari siswa ini. Karena aku melihat matanya yang memerah di balik kacamatanya. Dan masih ada sisa-sisa airmata yang membasahi pipinya.