"Baru saja aku akan melakukannya," gumamnya dengan memotong roti jatah sarapannya. Hal itu cukup membuat anak tunggalnya terkekeh.
"Sampai kapan akan mengawasiku?" tanyanya dengan menyuapkan potongan roti ditangannya.
"Mengusirku?" tanyanya dengan mengacungkan satu tangannya yang sedang memegang pisau di hadapan anaknya.
"Hati-hati dengan benda itu, apa berniat melukaiku?" sahutnya dengan kembali membuat potongan kecil pada sandwich di piringnya.
"Ck," Mommynya berdecak. "apa kau tidak menyukai kehadiranku?" lanjutnya.
"Mana mungkin aku tidak mengharapkan sosok seorang ibu. Hanya saja, mungkin pekerjaan lebih membutuhkannya, bukankah sebagai anak aku sangat pengertian?" Rold berbicara dengan mengangkat sebelah alisnya.
"Wah, sepertinya ada yang sedang menyindirku?" godanya dengan masih menikmati sarapannya.
"Oh, maafkanlah, anakmu. Mungkin terlalu berterus terang," godanya dengan terus tersenyum menyeringai.