"Dia temanku," jawab Benedict. Grace bungkam, ekor matanya melirik ke arah Alice. Alice mangangguk. Grace tidak lagi memprotes kedatangan mereka.
"Masuklah," ajak Alice pada semuanya. Mereka duduk di ruang tamu yang tidaklah luas. Sofa berwarna abu itu terlihat lusuh. Jack duduk di salah satu kursi. Cassandra, Sisil dan Damian terus menatap ke arah Jack. Grace yang sedang duduk tepat di hadapan ketiga orang itu mengangkat sudut bibirnya seraya berkata.
"Aku rasa kalian sangat mengagumi calon suami sahabatku," kata Grace tidak ramah. Mereka berempat mengerjap tidak percaya.
"Calon suami?" ulang Sisil.
"Ya, kau menyukainya? Aku rasa kalian sangat mencurigakan," balasnya dengan mengangkat ujung bibirnya.
"Tidak, bukan begitu," kilah Sisil.
"Apa tujuan kalian datang ke tempat ini?" tanya Grace dengan melirik sinis. Keempat orang itu bungkam. Mereka tidak tahu harus memulai dari mana. Cassandra menyulut tangan Damian agar pria itu mengatakan sejujurnya.
