Pemandangan yang benar-benar membuat Benedict merasa berada di posisi yang menakutkan. Ingin lari dan bersikap tidak peduli. Tapi, ia takut bahwa pria yang memiliki wajah mirip dengan Cherles adalah sahabatnya. Tapi, jika ia membiarkan pria itu terbunuh dan ternyata ia pria yang sudah setahun lebih menghilang. Ia tidak akan berhenti menyalahkan dirinya karena membiarkan pria ini mati tepat di depan matanya.
"Tunggu!" Benedict kembali berteriak. Membuat semua orang menoleh, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Rasa takut kian menyelimuti ketika ke tiga pria asing yang kejam itu menatapnya tajam.
"Bisakah kau pergi!" bentaknya pada Benedict.
"Lepaskan pria itu," pinta Benedict.
"Apa urusanmu, hah?! Kau ingin mati?!"
"Mati? Aku bahkan belum menikah. Jangnt bunuh aku. Aku akan membayar hutang mereka." Alice membulatkan mata dan menatap heran pria asing yang tidak dikenal.
"Kau jangan mengelabui ku, hah?!"
