Alexandra memang membenci Martien. Tapi entah kenapa ia tidak bisa merusak kebahagiaan mereka. Ya karena pada dasarnya Alexandra adalah perempuan yang memiliki hati baik. Ia sadar, dendam tidak tidak membuat ia bahagia. Dan, Alexandra masih berperang dengan pikirannya hingga ia tersadar saat ada seseorang yang membuyarkan lamunannya.
"Emilie?" sapa Marisa. Alexandra mengerjakan matanya dua kali. Marisa mengapa heran karena Alexandra hanya diam. Marisa tidak tahu yang menjadi perawat anaknya sudah diganti. Karena ia sudah melakukan penerbangan untuk melakukan perjalanan bisnis, sebelum pemilihan selesai. Bahkan ia tidak tahu wajah Emilie.
"Maaf, nyonya. Saya Alexandra." Alexandra membungkuk hormat. Sekelebat Alexandra melihat wanita paruh baya itu mengangkat sebelah alis.