"Sebentar, bukankah ayah yang meminta Martien mengurus beberapa hotel utama? Kenapa menyalahkan aku?!" protes Abraham tidak terima.
"Harusnya kamu bisa jeli seperti Charles!"
"Bukankah ayah juga yang menentang semua bukti yang Charles berikan?"
"Diam kau, Abraham! Jangan menyalahkanku!" teriaknya tidak terima. Abraham hanya menghela nafas kasar. Akan sangat percuma membela diri pada pria yang selalu ingin menang sendiri.
"Sebaiknya kita ambil Sherina sebelum menjadi korban seperti Charles dan Sherin," ujar Abraham.
" Tidak!" tolak Samuel. Abraham menautkan kedua alisnya.
"Martien sangat cerdas dan licik."
"Seperti ayah?!" sela Abraham.
"Diam kau!"
"Kita tidak bisa melawan dengan serangan terbuka. Kita akan mengikuti permainannya."
"Maksudnya?"