"Diam! Beraninya kau berkata dengan nada tinggi di hadapanku?!" bentak Martien.
Plaaaaaakk
Martien menampar wajah Sherina dan kembali menuruni tangga. Ia tidak menuju meja makan tapi pergi meninggalkan rumah. Sherina masih mengusap pipinya yang terasa perih akibat tamparan keras tangan kekar Martien.
"Kenapa, kenapa?! Kenapa harus Sherlin yang selalu kau puji! Awas kau!" Sherina terus berteriak mengerang frustasi.