"Yah … aku .. itu …" Sherina berkata tergagap.
"Sudahlah, aku juga melihat kamu berubah Sherina!"
"Ya, katakan saja semua orang berubah. Kamu terlalu egois!" balasnya dengan menyambar tas dan pergi berlalu.
"Sherina, aku antar!" Sherlin hendak beranjak.
"Tidak usah!" tolaknya.
"Kenapa dia yang marah?!" gumam Sherlin yang merasa heran.
Sepulang kuliah Sherina tidak pulang ke rumah. Ia datang ke apartemen milik Martien. Sedikit kesal tetapi ia juga sangat senang mendengar Martien yang sudah mulai tidak perhatian pada Sherlin. Meski jahat. Ia tidak peduli, karena ambisinya untuk mendapatkan Martien sudah bulat. Ia juga memiliki rencana yang sangat matang untuk merebut Martien dari tangan Sherlin. Sudah beberapa hari ini, Sherina sengaja tidak meminum obat penunda kehamilan.