"Kamarku dimana?" tanya Sherlin. Ketika sudah memasuki rumah.
"Ikut aku." Mereka berjalan menaiki anak tangga. Sherlin masih terlihat pucat. Dan sedikit pusing, langkahnya mulai tidak siembang dan itu disadari eh Martien.
"Sepertinya kamu belum benar-benar pulih," kata Martien.
"Tidak. Aku hanya sedikit pusing," keluhnya.
"Eeeehh, apa-apaan ini," protes Sherlin. Saat Martin tiba-tiba menggendong tubuh Sherlin menaiki anak tangga.
"Kamu tidur denganku sebelum benar-benar sembuh."
"Tapi, aku ba …."
"Jangan menolak!" sela Martien.
Malam pun berlalu. Mereka sudah selesai menikmati makan malam. Rumah sudah sangat sepi, dan itu membuat Sherlin merasa heran.
"Kemana para Maid? Bukankah tadi mereka disini?"
"Pulang."
"Tidak menginap?"
"Untuk apa?"
"Ya, maksudnya jika di rum …." Sherlin menutup mulutnya. Menyadari kecerobohannya. Bukan saatnya dia membongkar siapa dirinya.
"Jika apa?"
"Tidak, dirumah temanku para maid biasanya menginap," jelasnya.