Sherlin berdiri sendiri dengan memegang gelas yang berisi minuman berwarna merah. Tentu itu bukanlah sebuah sirup, tapi salah satu anggur yang memabukkan. Sesaat sebelumnya, dia sudah berpamitan pada sang pujaan hati untuk mengisi kerongkongan yang mulai kering. Dia mulai geram sejak berakhirnya sesi gunting pita, Martin terus dikerubungi wanita. Sherlin menoleh dengan membalikkan setengah badan, melihat ke arah Martien. Seorang wanita bergaun Hitam datang menghampiri. Ia tersenyum menyeringai ketika melihat wajah Sherlin yang sedang kesal.
"Selamat malam, Nona," sapanya dengan memegang gelas yang berisi minuman berwarna senada dengan gelas yang dipegang Sherlin.
"Malam," sahutnya. "Apa kita saling mengenal?" tanyanya kemudian.