"Nyonya, apa anda baik-baik saja?" kata Sisil yang baru saja melihat ibu Benedict yang sedang duduk santai didepan layar besar. "Aku dengar, anda sakit?" Tamba Sisil.
"Sakit?" ulangnya dengan tatapan mengarah tajam pada Benedict. Sang anak mengedipkan kedua matanya dengan sangat cepat, membuat sang ibu paham maksud dari isyaratnya. Kemudian dia tersenyum menyeringai.
"Matamu kenapa, Benedict? Apa kau cacingan?" goda sang ibu dengan memasang wajah serius. Padahal, dalam hatinya dia tertawa puas.
"Eh, tidak," kilahnya. Menatap sang ibu dengan tatapan tajam.
"Aku baik-baik saja. Siapa yang mengatakan aku sakit, nak?" tanyanya lembut mengusap pucuk kepala Sisil dan menepuk sofa di sampingnya memberi isyarat Sisil duduk, sedang matanya melirik licik pada Benedict.
"Benedict yang bilang," jawab Sisil.
"Apa kau ingin aku sakit, Benedict? Kau mengharapkan aku sakit?!" tuduh sang ibu dengan berpura-pura marah.