"Ya, kau benar. Dan, kali ini aku tidak bisa menolak," sahut Damian. Saat ini mereka sedang berada di kursi kayu yang panjang di sebuah halte bus menuju jalan pulang.
"Jadi?"
"Selama ini dia ingin membantu kesulitanku. Tapi, aku menolak. Aku tidak ingin memanfaatkan kekayaan dan kekuasaan dia. Menjadi sahabatnya saja aku tidak percaya diri."
"Kau membutuhkan ini. Setidaknya, kau berterima kasih dengan cara tidak mengganggu Alexandra," timpal Cassandra.
"Aku tidak ingin bermimpi terlalu tinggi. Dulu, aku pikir Alexandra gadis biasa seperti ucapnya. Tapi, ternyata dia adalah seorang putri kerajaan," ungkap Damian dengan tatapan yang sendu.
"Dia terlalu ramah dan murah hati sebagai seorang istri pangeran," sahut Cassandra dengan terkekeh.
"Kau bisa saja!" balas Damian. "apakah pria itu adalah yang menyambut kita?" tanya Damian.
"Eh?" Cassandra menoleh.
" Pria yang diceritakan Sisil."
"Itu eum …."