Plok
Plok
Plok
Tepukan tangan nyaring diperdengarkan. Derap langkah kaki nyaring menembus kesunyian yang mencekam. Semakin mendekat dan mendekat di barengi lampu yang menyala terang. Senyuman seringai terbingkai sangat menyebalkan di hadapan pria yang telah sukarela menolongnya.
Keterkejutan juga dirasakan oleh semua orang saat melihat siapa yang tengah berdiri di hadapan mereka. Berbeda dengan Kanaya yang tidak peduli karena dia sudah bisa menebak. Entah apa yang menjadi fokus gadis kecil itu, dia masih setia menyusui setiap ruangan ini.
"Kau?" Rold bertanya dan menatap penuh kemurkaan. Ingin rasanya dia menghajar pria dihadapannya yang sedang tertawa terbahak. Tetapi, tangan kanan Kanaya menahannya, tetapi yayapan gadis itu menjurus pada satu arah. Terlihat wajah yang penuh kelegaan saat melihat ke arah yang menjadi fokusnya.