"Bagaimana bisa?" Tatapan Rold tajam, rahangnya yang tegas mengeras menandakan amarah yang memuncak.
"Bagaimana ini? Kita harus segera selamatkan Rihanna! Kau tahu bukan pria itu pedofil!" Rival tampak frustasi mengingat siapa yang telah menculik adik satu-satunya.
"Bajingan! Kita harus cepat!" Rival bergegas hendak meninggalkan pesta.
"Apa kau pikir bisa dengan mudah mengalahkan mereka?" Olivia datang dengan mengenakan gaun putih.
"Maksudnya?" Rival bertanya dengan wajah yang masih tampak kusut.
"Ini jebakan!"
"Kau yang merencanakan ini semua, bukan?!" Rival yang biasa bersikap tenang kini tersulut emosi.
"Karena aku bagian dari mereka. Jadi aku tahu ini jebakan!" sahutnya dengan berkacak pinggang.
"Sial! Katakan dimana adikku!" Rival menghampiri wanita yang bernama Olivia itu dengan wajah yang sngat marah.
"Tenanglah, dia di pihak kita sekarang!" Rold menenagkan sahabatnya.