Sedari pagi rasa kalut dan gelisah menyelimuti Livia, berjalan kesana kemari mengelilingi ruangan di dekat perapian. Tangannya digendong ke belakang dengan berjalan mondar mandir seperti setrikaan, wajahnya penuh kegelisahan. Mengingat rencana balas dendam sudah di depan mata. Tetapi dia belum menemukan keberadaan Olivia. Semakin dibuat frustasi dengan Ambrosius yang mengabarkan bahwa ada seorang korban yang melaporkan perbuatannya pada pihak berwajib. Meski semua bisa diatasi oleh antek-anteknya, tapi itu bisa saja membuat ruang lingkup Ambrosius berkurang. Tekadnya sudah bulat, Livia harus segera mencari keberadaan Olivia.