"Kau belum tidur?" tanyanya tanpa dosa. Padahal rasanya ingin aku memaki aku tidak tidur karena aku sangat kelaparan.
"Dingin?" tanyanya lagi namun aku malas menanggapi. Namun, tiba-tiba aku teringat ada yang harus aku tanyakan pada pria yang saat ini masih mengucek matanya.
"Eum, Rold …," panggilku dengan sangat ragu.
"Ya?"
"Bolehkah aku bertanya?" tanyaku tampak ragu.
"Apa?" sahutnya dengan berjalan mendekat. Rold duduk di kursi sebelah kanan kursi goyang yang biasa diduduki orang yang sangat aku rindukan. Aku sedikit terhenyak saat dia menduduki kursi yang biasa diduduki Josh. Aku semakin curiga tapi aku masih menampik pikiranku.
"Bolehkah aku duduk?" tanyaku yang menyadari tidak ada yang berubah dengan susunan kursi di depan perapian. Aku duduk di sebelah kiri kursi goyang. Dia menatapku dengan tajam hingga aku merasa tidak enak hati menduduki kursi yang dulu tempat aku merajut syal.
"Kenapa? Apa aku tidak boleh mendudukinya?" tanyaku