Dengan langkah cepat dan tepatnya menyerupai lari kecil dia menuju ruangan bawah tanah. Mengeluarkan kunci cadangan yang biasa disimpan ditempat yang tersembunyi. Membuka ruangan itu dan mencari keberadaan Keysha.
Sedang Keysha masih setia memotret apa yang dilihatnya. Saat ini badanya sudah sedikit kaku. Melihat dan menghirup aroma anyir juga pengawet mayat sungguh membuat kepalanya terasa pening dan mengingat wajah kedua sahabatnya semakin membuat lututnya bergetar.
Sedikit merasa panik saat dia mendengar derap langkah mendekat. Dia kembali menutup lemari dan menguncinya. Derap langkah semakin, dekat Key sudah menyimpan kunci pada tempatnya. Takut dan was-was menyelimuti. Bahkan dia segera mengambil alat kebersihan. Dia panik, karena jika ibunya tahu dia belum membersihkan ruangan ini maka habislah dia. Pasti akan curiga.
Keysha menajamkan telinganya saat mendengar suara yang tidak lah indah memanggil namanya. Merasa lega karena dia berpikir itu bukan ibunya.