Rold akan berdiri dengan wajah yang memerah menghampiri Rom yang berada tepat di depan papan tulis kelas. Dengan sigap pria siswa berkacamata berlari mendahului langkah Rold mendekat dan memegang kedua bahu pria yang tengah marah.
"Kau tenang, jangan terpancing amarah," ucapnya dengan mencoba menenangkan Rold yang napasnya sudah tidak beraturan bahkan bahunya naik turun dengan sangat cepat. Rold menatap tajam Rom dengan penuh kekesalan.
"Duduklah, sebentar lagi guru datang. Kau tidak mau bukan Rival kecewa saat dia masuk kau kembali mendapat masalah," ucapnya dengan terus tersenyum tipis meredam amarah pria yang matanya tengah memerah.
"Kau kenapa jadi pecundang, kau takut? Bahkan kau membela si culun itu!" Rim masih memaki di depan kelas. Semua siswa tidak peduli hanya menunduk dan berpura pura sibuk dengan buku yang mereka pegang. "fix ketua Genk kita sudah menjadi banci!" Rold hendak berdiri namun ditahan oleh orang yang sedari terus menenangkan dirinya.