"Benarkah kau tidak tertarik pada Keysha?" goda Rival pada sahabatnya yang masih tampak kesal. "aku pikir Key gadis yang menarik. Selain itu, dia sangat jenius. Ah, andai aku bisa memilikinya," cicit Rival kemudian melirik Rold dengan ekor matanya. Penasaran seperti apa ekspresi temannya.
"Gadis kumuh, bukan seleraku!" pangkasnya. "sudahlah, jangan bahas dia."
"Bukankah gadis kecilmu juga kumuh? Oh, jangan bang kau lupa?" tanyanya dengan mengetuk-ngetuk jari tangannya di dahi.
"Aku sedang tidak ingin membahasnya, jadi diamkan!" bentaknya.
"Baiklah. Oh, ia. Kenapa kau mencarimu?" tanya Rival dengan berjalan menyimpan semua alat-alat yang belum dirapikan.
"Soal gadis gila itu. Tapi, sudah terjawab. aku pikir, kau sudah tidak ingin membantuku," keluh Rold.
"Oh, apa selama ini aku pernah meninggalkanmu saat kau susah?" tanyanya dengan mengangkat sebelah alisnya. Namun, masih berada di depan lemari besar tempat penyimpanan alat pengukur.