Chereads / POSSESSIVE NEW FAMILY / Chapter 2 - Ch. 2 : Awal segalanya

Chapter 2 - Ch. 2 : Awal segalanya

Istanbul International Airport...

Awardee beasiswa Turkiye Burslari Scholarship atau yang sering dikenal dengan singkatan YTB telah sampai dikota Istanbul. Zara bersama para awardee yang lain berjalan beriringan menuju stand bertuliskan YTB.

Zara merupakan Awardee beasiswa Turkiye Burslari Scholsrships atau beasiswa pemerintah Turki. Beasiswa ini bersifat fully funded, dimana ada banyak sekali keuntungan ketika menjadi awardee. Mulai dari tiket pesawat, asrama, uang bulanan, asuransi kesehatan, kursus bahasa turki selama satu tahun, dan tentunya gratis biaya kuliah.

Zara bersama para Awardee yang lain harus memberikan beberapa berkas yaitu kabul mektubu, passport dan yurt belgesi sebagai tanda mereka telah sampai.

Mereka harus menunggu beberapa jam dahulu, menunggu Awardee dari negara untuk keberangkatan mereka menuju kota masing-masing yang akan dipandu langsung oleh staff YTB.

Zara berjalan beriringan bersama Anara dan Olivia karena mereka merupakan dua diantara Awardee yang lain yang diempatkan diasrama yang sama dengannya.

Zara menikmati pemandangan indah yang dihidangkan Kota Istanbul. Bangunan-bangunan bersejarah tertata rapi menyapu penglihatannya. Sungguh, Kota yang sangat indah. Sekarang, terjawab sudah mengenai pertanyaannya tentang Istanbul yang mampu menghadirkan 12,56 Juta wisatawan asing pada tahun 2015.

Pak, Bu, Do'akan Zara dari atas sana yah. Harapnya.

Zara tersentak ketika seseorang menyenggolnya. "Kenapa?" Tanyanya.

Olivia berdecak pelan. "Kamu yang kenapa? Ngelamun terus dari tadi?"

Anara yang semula diam saja, kini ikut menyondongkan tubuhnya pada Zara dan Olivia. Zara tersenyum. "Aku gapapa kok."

"Aku emang gak tahu perasaan kamu seperti apa sekarang. Aku juga bukan orang yang cenayang. Aku gak tau seberapa berat masalah yang kamu alami sekarang. Zar, kita memang baru ketemu tapi kalau kamu butuh teman cerita, aku siap mendengarkan." Jelas Olivia.

"Dari awal ketemu kamu, aku tau kamu orangnya introvert, kayanya." Tambah Olivia dengan kekehan diakhir yang tidak yakin atas interpretasinya.

Anara menyangga dagu dengan tangannya, ia masih sibuk mendengarkan. Tidak tahu harus menyambungi obrolan mereka dengan apa.

"Terkadang bercerita dengan orang lain bisa melepas sedikit kegundahan atau kesedihan maupun masalah yang sedang kamu alami. Bercerita tidak akan selalu memberikan informasi tentang sisi kelemahannmu, dan betapa sedihnya hidup kamu. Hal itu juga diperlukan, terlebih ketika kamu merasa bahwa hidup kamu sendirian." Sambung Olivia.

"Aku gak punya masalah apa-apa kok. Aku hanya sedang berperang dengan diri aku sendiri, agar aku selalu bisa menerima semua yang telah terjadi dalam hidup aku. Mengikhlaskan itu tidak mudah bukan?"

Olivia dan Anara mengangguk.

"Ah udah ah. Aku gak papa kok. Aku baik-baik aja." Lanjutnya dengan memberikan senyum manis.

Olivia dan Anara tersenyum. Setelahnya, Anara bercerita tentang rasa antusiasnya bisa melanjutkan pendidikan di negara dua benua.

Mereka berjalan beriringan setelah turun dari Bus yang mengantarkan mereka.

Staff YTB membantu Zara, Olvia dan Anara serta Awardee yang lain agar bisa registrasi diasrama dengan memberikan yurt belgesi, kabul mektubu, fotocopy passport dan pas foto.

Olivia merupakan penerima beasiswa YTB untuk untuk program undergraduate. Sedangkan Anara merupakan penerima beasiswa YTB untuk program graduate. Sebetulnya, Anara bisa memilih tinggal diluar asrama dengan menyewa rumah. Tetapi, ia memilih tinggal diasrama saja agar lebih banyak teman, begitu jawabnya ketika ditanya oleh Olivia.

Setelah diproses mereka diminta untuk menunggu terlebih dahulu.

Anara dan Olivia menyeret Zara menuju segerombolan perempuan, yang sampai bersamaan dengan mereka untuk berkenalan satu sama lain.

Zara mengulas senyum tipis dan mencoba memberikan impression yang baik pada mereka. Satu fakta baru yang ia temui, tidak seluruh Awardee bisa menggunakan bahsa inggris dengan benar. Walaupun Zara tidak mengerti apa yang nereka bicarakan karena bahasa yang tidak ia pahami. I tetap mengulas senyum, menunjukkan impression ramah orang Indonesia yang telah dikenal banyak orang.

Mereka disambut dengan penuh kegembiraan oleh staf-staf yang berkerja. Memberikan satu dua patah kata yang dimengerti oleh segelintir dari mereka. Karena kenyataannya hanya beberapa orang diantara mereka yang sudah bisa menguasai bahasa turki.

Zara beserta yang lainnya diberikan arahan untuk mengenali beberapa tempat penting diasrama dan mereka juga menunjukkan jalan untuk mereka segera sampai dikamar masing-masing.

Zara menjatuhkan tubuhnya disalah satu kasur yang kosong, roomate-nya tidak sedang berada dikamar. Ia sangat leluasa sekali untuk membaringkan tubuh letihnya tanpa harus berbasa-basi dengan mereka. Ia lelah, tubuh, hati dan pikirannya sangat amat lelah.

Ridhoi setiap jalanku yah Pak,Bu. Harapnya dalam hati.

Zara menghembuskan nafas pelan kemudian netranya dengan cepat menutup, tidur.

%%%%%