"Kenapa Abang panik?" tanyanya dengan khawatir.
"Itu ... benda yang kau gunakan ... kenapa bisa ada di sini?" tanyaku panik.
"Oh ini ..." ia tertawa kecil. "Ini namanya Personal Virtual Computer atau dapat disingkat PVC. Di jaman abang tidak ada ya? Padahal abang di masa sekarang yang membuatnya bersama Profesor William."
"Ti-tidak ada, abang baru pertama kali melihat benda seperti itu." Aku dengan cepat menutup mulutku. Sekarang namanya lebih 'user friendly' daripada nama mengerikan seperti Mata Horus.
"Jadi, semua hal dapat dilakukan di PVC bang! Mulai dari telefon, video call, pergerakan cuaca, transaksi, membeli pakaian, makanan, dan sebagainya," ucapnya mulai menggeser-geser layar semu seperti Screen.
"Seperti smartphone ya Tik cara kerjanya?"
"Hampir sama bang, tapi PVC tidak akan jatuh atau hilang. Belum ada yang mengeluh mengalami malfungsi juga. Oh ya, abang tidak bisa mengaktifkannya ya, maaf Tika hampir lupa," ia tertawa saat menyadari semuanya.