"Abang?!" tanyanya setelah histeris. "Apa yang abang lakukan di sini?"
Sial, adikku tiba boleh mengetahui kalau kedatanganku ke sini sangat tak terduga. "Abang hanya mampir untuk menjenguk kalian, ngomong-ngomong dimana ayah dan ibu?"
Kartika mengernyitkan gigi. "Kenapa abang datang tiba-tiba lalu menanyakan hal semacam itu?! Ayah sudah tiada dan Ibu sedang kritis dirawat di rumah sakit. Mungkin kalau abang tidak fokus pada pekerjaan abang bersama Prof William, semua ini bisa dihindari."
"Apa ... " mulutku hanya bisa berucap satu kata itu. Perasaan sedih dan bingung bercampur menjadi satu, dan aku bingung yang mana yang paling dominan. Jadi benar ... sepertinya di masa depan keluarga kita hancur berantakan. Tapi ... aku ... bekerja sama dengan Prof William?!
"Apa kenapa?"
"Maafkan aku! Aku kesini karena ingin menjenguk kalian!" jawabku berusaha bersandiwara menjawab semua percakapan yang terjadi.